Translate

Jumat, 18 September 2020

GUDANG JAWARA


Gudang jawara adalah program divisi pangan untuk membantu warga agar supaya mendapatkan harga bahan pokok dengan harga yang hemat dan terjangkau

Gudang jawara juga membuka kesempatan bagi yang ingin menjadi resseler kami, ayo bergabunglah bersama kami ; 
 jualan paket beras;

ga perlu modal
ga perlu stok
ga perlu punya karyawan
ga perlu cape-cape angkat beras
cukup kami saja yang ngerjakan semua itu
tugas kamu cuma nawarin aja keteman,sodara,tetangga kamu....kamu udah bisa dapat penghasilan, lumayan perpaket kamu bisa dapat Rp 2500...coba bayangkan kalo kamu dapat jual 200 paket dalam seminggu, kamu udah bisa dapat penghasilan perminggu Rp 500.000....asikk kan...??


Minggu, 11 Juni 2017

KEKUASAAN MANUSIA ADA BATASNYA



Apakah daun yg gugur dari pohon di musim salju merasa dikalahkan oleh hawa dingin?.
Kata pohon kepada daun, “demikianlah siklus kehidupan. Kau pikir dirimu akan mati, tetapi nyatanya kau tetap hidup di dalamku. Berkat dirimu, aku bisa bernapas dan hidup. Berkat dirimu pula aku merasa dicintai, sebab aku sanggup memberikan naungan kepada pengelana yg kelelahan. Getahmu ada di dalam getahku, kita berdua satu.”
Jelaslah dengan demikian, bahwa daun yg gugur lepas dari dari ranting, melayang-layang tak berdaya dipermainkan angin, dan akhirnya jatuh menyentuh bumi, bukanlah sebuah kekalahan. Ia telah berjuang keras, mengerahkan seluruh dayanya, demi keberlangsungan hidup pohon. Pengorbanan dirinya tak kepalang tanggung, warna diri yg semula hijau, berubah menjadi kuning, dan akhirnya kecoklatan.
Dalam siklus alam,tak ada kemenangan maupun kekalahan, yg ada hanyalah pergerakan. Musim dingin berjuang keras untuk mempertahankan kekuasaan. Akan tetapi, akhirnya harus tunduk pada musim semi yg datang. Musim semi pun harus menghentikan keindahannya karena datangnya musim gugur, yg akan segera digantikan musim dingin kembali.
Demikian pula matahari. Ketika pagi hari ia terbit dari ufuk timur, dan sepanjang hari memperlihatkan keperkasaan dan kekuasaannya, menumpahkan panasnya ke bumi, pada saatnya harus tenggelam pula. Ketika senja telah tiba, ia harus tenggelam ditelan bumi, dan kegelapan yg menggantikannya. Ada bulan dan bintang tergantung dilangit, tetapi mereka tidak juga mampu memberikan terang yg sempurna pada bumi. Bahkan, sinar bulan, tak mampu menembus lebatnya daun.
Itulah hukum alam, ada awal ada akhir. Ada pagi ada sore. Ada siang ada malam. Semua berjalan sebagaimana waktunya. Untuk segala sesuatu  ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yg ditanam, ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan, ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari, ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu, ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk, ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi, ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang, ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci,ada waktu untuk perang,ada waktu untuk damai.
Demikian pula kekuasaan. Kekuasaan itu ada batasnya. Dalam negara demokrasi, jelas, ada pembatasan kekuasaan.  Hanya saja kerap terjadi, pemegang kekuasaan cenderung lupa diri, lupa batasan, dan yg lebih buruk adalah mabuk kekuasaan. Karena, kekuasaan memberikan peluang bagi seseorang yg memegang kekuasaan untuk mendapatkan segala-galanya dalam kehidupannya, kehormatan, status sosial, uang,dan juga kenikmatan hidup. Mungkin karena begitu sentralnya kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, maka kekuasaan itu diburu dengan mengerahkan segala daya dan upaya, segala nalar-budinya, dan kalau perlu menghalalkan segala cara

Dari sebuah sumber(sory lupa)

Sabtu, 28 Januari 2017

DEMI TAHTA JAKARTA RELA MENJADI SENGKUNI



Apakah kesaktian akan berjaya sepanjang waktu..?  mungkin tidak,  kesaktian bukan segalanya, sebab selalu ada saat apes pada setiap orang, sesakti apapun dia,  Dan, di alam nyata, sangat banyak contoh yang lebih dramatik, melebihi para sakti yang berguguran dalam Baratayuda. Lalu,saya melihat demo  kemaren, demo yang disuarakan ribuan orang di depan Polda Metro. Mereka membela panutannya, tokoh  yang menurut mereka dicari-cari kesalahannya.  Sebuah drama yang semakin memanaskan hajatan Pilkada Jakarta, yang tentu saja tidak berdiri sendiri. Sebab, yakinlah, ada tokoh-tokoh tak tampak dibalik semua ini. Tokoh yang(belum tentu baik) yang saling bersaing memenangkan pertarungan merebut tahta Jakarta.
Lalu, saya membayangkan Pilkada Jakarta yang dikelilingi HOAX. Semua orang saling menyerang lewat berita bohong tanpa takut mendapat balasan setelah pesta Pilkada usai. Siapapun kelak yang akan memenangi pilkada, yakinlah akan membalas semua fitnah yang ditujukan kepadanya, disadari atau tidak, disengaja atau yang tidak sengaja. Akankah, kita terjebak pada situasi seperti Harya Suman(nama lain dari Sengkuni) yang  senang memfitnah sehingga dikutuk Gandamana mati secara keji karena tubuhnya dibelah-belah oleh Bimasena dalam Baratayuda dalam akhir perjalanan hidupnya..?

Sabtu, 31 Desember 2016

AHOK pemimpin yang Islami



Ahok Pemimpin yang Islami
Itulah yang saya katakan kepada paman saya ketika ia mempertanyakan dan menggugat saya mendukung Ahok. 

Pernyataan saya ini pun saya twit di akun saya , yang kemudian saya banyak dibully oleh haters Ahok  khususnya yang selalu bilang Ahok sudah menista Islam karena “menghina” Surat Al-Maidah.

Buat saya, islami itu adalah kata sifat dan kata kerja, bukan merujuk untuk orang yang beragama Islam. Program-program Ahok selama menjabat sebagai pemimpin Ibukota Indonesia ini sudah melakoni Hadist Nabi yang berbunyi: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.”

Bermula dari SMS paman saya yang bertanya saya dibayar berapa milyar sampai mendukung Ahok habis-habisan. Saya tersenyum saja membaca SMS tersebut. Saya kemudian menjawabnya, dibayar trilyunan dengan perhitungan biaya program-program Ahok yang sudah terbukti nyata untuk warga Jakarta khususnya Umat Islam. Saya bilang, buat saya Ahok itu pemimpin yang Islami.  

Pamanku sepertinya agak emosi dengan pernyataanku itu kemudian ia  jawab lagi, semua itu kedok dan cara Ahok menghancurkan Islam karena kalau kamu Islam maka seharusnya tidak pilih Ahok. Dia kutip surat Al-Maidah 51. Saya memaklumi sikap politik paman saya karena ia adalah mantan aktivis HMI yang militan sewaktu mahasiswa, ia juga sangat dekat dengan M. Natsir, Pendiri Partai Masyumi. 

Saya tidak mau mendebat soal ayat yang jadi heboh dan kontroversi itu karena kalau saya berikan banyak tafsir terkait surat tersebut kepadanya maka sudah ketebak jawabannya, kamu JIL!  Saya tak akan menjawab seperti itu, tak ingin berdebat soal tafsir ayat karena hal itu sudah bertebaran di mana-mana. 

Maka dengan telaten saya menjelaskan kepadanya apa saja program-program Ahok yang pro terhadap umat Islam. Tidak mungkin program sebanyak itu kemudian disimpulkan bahwa itu hanyalah kedok Ahok belaka. Rasanya kita bersikap tak adil kepada Ahok karena menuduh senista itu.

Saya kemudian mendaftar prestasi Ahok yang sudah terbukti bermanfaat langsung kepada umat Islam.

1. Ahok membangun Masjid di Balai Kota diberi nama Masjid Fatahillah, Masjid ini digagas di era Gubenur Jokowi, dilaksanakan dan selesai di era Gubenur Ahok, total dana: Rp. 18.8 M. Setelah selama puluhan tahun dan belasan gubernur Jakarta yang muslim, Balai Kota tidak memiliki masjid.

2. Ahok Membangun Masjid Agung Jakarta Rp. 170 M di Daan Mogot, Jakarta Barat yang akan selesai akhir 2016 dibangun di atas luas tanah 17,8 hektare dengan bangunan seluas 2 hektare, karena Jakarta belum memiliki masjid raya provinsi. Masjid Istiqlal adalah masjid Negara. Setelah selama puluhan tahun dan belasan gubernur Jakarta yang muslim, Ibu Kota ini tidak memiliki masjid Agung.   

3. Membangun masjid-masjid di setiap rusun-rusun yang dibangun: Masjid al-Hijrah untuk Rusun Marunda, Jakarta Utara.

4. Membangun Mushola untuk setiap RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak).

5. Membangun Masjid-Masjid di setiap rusun misalnya Masjid Al-Muhajirin di Rusun Pesakih, Jakarta Barat.

6. Memajukan Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta Utara sebagai Etalase Keilmuan Keislaman dan Wisata Religi. Tak hanya itu, Ahok juga selalu memberikan bantuan ke Masjid-Masjid, Musholla-Musholla dan Majelis-Majelis Taklim.

Berdasarkan SK GUB Nomor 2589 Tahun 2015 ada 118 musholla, mesjid dan Majelis Taklim yg mendapat bantuan, dengan kisaran bantuan sebesar 15 juta s/d 75 juta rupiah.
Berdasarkan SK GUB Nomor 308 Tahun 2016 ada 125 musholla, mesjid dan majelis taklim yang mendapat bantuan dengan kisaran bantuan sebesar 15 juta s/d 100 juta rupiah.

Tak hanya itu, Ahok pun membeli tanah-tanah di sekitar masjid agar menjadi ruang terbuka hijau dan membuat taman yang nyaman.

7. Mulai tahun 2016, KJP (Kartu Jakarta Pintar) diberikan ke pelajar-pelajar sekolah-sekolah Islam: Madrasah (dari Ibtida'iyah sampai Aliyah). Total budget KJP 2016: Rp2.5 Triliun.

8. Mulai tahun 2016, Ahok memberikan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul kepada penerima KJP yang mendapatkan Perguruan Tinggi, setiap tahun memperoleh 18 juta.

9. Ahok umrohkan Penjaga Masjid/Musola (Marbut) dan Makam (kuncen). Berdasarkan data, Ahok sudah umrohkan 30 orang Marbut dan Kuncen Tahun 2014, di tahun 2015 Ahok umrohkan 40 orang Marbut dan di tahun ini, Ahok siap umrohkan 50 orang Marbut. Tak hanya marbut, Ahok juga berencana akan umrohkan 100 orang Marbut untuk tahun 2017

10. DKI Juara Umum Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) tahun 2015, dan diberi bonus. Juara 1: Rp 40 juta, juara 2: Rp 30 juta, juara harapan 1: Rp 12,5 juta, dan juara harapan 2: Rp 10 juta.

11. DKI  Juara ke-2 Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) 2016 di NTB dan pemenangnya diberi bonus gaji bulanan selama 2 tahun untuk mengajari ngaji.

12. Ahok memajukan jam pulang PNS selama bulan Ramadhan 2016, pkl 14.00 agar bisa buka puasa bersama keluarga. 

13. Ahok juga sangat perhatian menjelang Lebaran Hari Raya harga-harga sembako naik, ada diskon untuk pemegang KJP, misal: daging dari harga Rp.120.000/kg di pasaran jadi Rp.39.000/kg dengan KJP.

14. Rutin memberikan infaq, shadaqah dan zakat. Tahun 2016, zakat Ahok Rp. 55 juta. 
Peduli pada Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah (Bazis) DKI yang setiap tahun menyalurkan zakat, tahun 2016: Rp. 6 Miliar zakat disalurkan ke mustahiqq. 

15. Selalu berqurban setiap tahun dari dana pribadi, tahun 2016 memotong 55 ekor sapi untuk warga Rusun dan dikirimkan ke masjid, musola dan majelis taklim. 

16. Ahok mengapresiasi guru ngaji dengan memberikan gaji di masjid-masjid dengan UMR DKI: Rp. 3.1 juta.

17. Yang paling fenomenal adalah Ahok berhasil menutup tempat-tempat yang dikenal sebagai tempat prostitusi, perdagangan manusia, transaksi narkoba, dan dianggap oleh kalangan Islam sebai pusat maksiat. Tempat-tempat ini tidak pernah terbayangkan akan berhenti operasinya.

Misalnya Kalijodo yang merupakan tempat lokalisasi prostitusi legal yang berada di atas tanah negara dan area hijau ini sungguh sulit ditutup karena konon dibekengi aparat dan preman. Bahkan FPI yang berkoar-koar anti maksiat dan menolak Ahok saja sudah beberapa kali berusaha menutup tempat ini tidak pernah berhasil. Selain Kalijodo, Ahok juga menutup tempat diskotik yang legend yaitu Stadium dan Mille’s.  


Kalijodo sekarang......lebih asyikk ada ajang track BMX




Yang saya daftar ini hanyalah yang saya ingat saja, dan masih sangat terbuka akan bertambah dan para pembaca bisa menambahkannya lagi. Daftar program yang dilaksanakan Ahok ini tak dikerjakan oleh gubernur-gubernur sebelumnya yang nota bene beragama Islam.

Paman saya tak membalas lagi penjelasan saya. Entah, karena malas atau membenarkan apa yang sudah saya terangkan secara panjang lebar itu.

Tiba-tiba saya kangen Gus Dur dan teringat dengan kata-katanya: “Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”. Ahok sepertinya tak hanya menjalankan Hadist Nabi, ia adalah sebenar-benarnya pengikut setia Gus Dur (Gusdurian). Dan saya pun semakin mantap mendukung Ahok.


Dikutip dari: Artikel Ahok Pemimpin Yang Islami











polisi Indonesia



Polisi indonesia terhebat di dunia

Ketika aksi teror terjadi dimana-mana, diseantero dunia- kemampuan polisi Indonesia dalam membekuk teroris sebelum beraksi-sungguh hebat. Meski demikian, banyak juga oknum yg meragukannya. Nyinyir. Bahkan ada yg keji menyebut penangkapan teroris itu sebagai “rekayasa” dan “aksi mengalihkan isu”.
Umumnya lontaran sinisme dan nyinyir itu datang dari para politisi dari partai yg kalah pilpres 2014 lalu- tokoh oposisi, pengamat yg tersingkir, dan para pendukungnya di media sosial. Mereka masih juga belum bisa “move on”-belum legowo.
Coba bandingkan dengan Jerman, yg kecolongan hingga teroris menyabot truk dan menabrak pasar, menewaskan banyak  warga tak berdosa. Menjelang natal dan thn baru ini. Di Brusel-Belgia, beberapa waktu lalu, bom meledak di bandara. Di Paris ada penembakan di kantor tabloid. Di China tukang jagal mengamuk di stasiun kereta api. Dan di Amerika- negeri yg terkenal canggih pengamanannya- bom panci meledak di tengah acara marathon, sehingga mendapat ekspose dunia.
Saya sering gemas melihat suara-suara sumbang kepada polisi anti teror kita, Densus 88-yg telah bersusah payah mencegah aksi terorisme. Padahal mengusut kasus terorisme seperti mencari jarum di antara tumpukan jerami. Dan teroris selalu belajar dari kesalahan  aksi-aksi sebelumnya sehingga terus mengubah modus, strategi, meski kemudian mudah terbaca juga.
Jelas sekali diantara kita ada sekelompok”nyinyires”, yg suka mencari-cari kesalahan. Kalau aksi teroris digagalkan, mereka menuding “rekayasa”-“sandiwara”. Kalau gagal, “polisi kebobolan”. Lalu menyalahkan aparat aparat lagi. Ujungnya mendesak Presiden memecat kapolda dan kapolri.
Dalam suasana yg relatif tenang, banyak elite kita yg hatinya masih diliputi kebencian, dengki, tak bisa menerima kekalahan dlm pertarungan di panggung demokrasi. Mereka terus merawat kebencian, dan sibuk mencari-cari kesalahan untuk menyudutkan pemerintah dan lawan politik.
Kita sepakat untuk memperjelas perbedaan mana kritik dan fitnah. Terhadap kritik kita terima. Tapi fitnah dan “hoax” wajib diproses. Setiap pernyataan yg meresahkan publik, wajib dipertanggung jawabkan. Bahkan oleh oleh anggota DPR yg merasa punya kekebalan sekalipun.
Kita dukung, ketegasan Bareskrim Polri yg tegas memnggil siapa saja yg bersuara sumbang, cenderung memfitnah, dalam rangka memelihara semangat korps yg telah menyabung nyawa untuk membekuk teroris dan melindungi masyarakat.
Jangan biarkan rakyat mengunyah info plintiran, kebencian dan prvokasi atas nama kritik dan kebebasan berpendapat.
Kita sering dikecewakan oleh polisi untuk banyak hal. Kredibilitas Polri masih rendah. Tapi untuk Densus Antiteror, obyektif lah, KITA TERHEBAT DI DUNIA.

Dimas (seorang jurnalis)